Long time not posting, lanjut aja mengkopas cerita lama yang bikin gagal move on
Selasa, 20 Mei 2014. ya, hari ini penganugerahan medali, sebelumnya, aku ga terlalu banyak berharap sih. Maklum, aku berlomba tanpa target yang jelas. jadi belajar semaunya, yang penting bisa buktiin sama orang-orang yang nyepelein aku bahwa aku bisa.
Aku harus bangun pagi sekali *iyalah, disuruh bangunin yang bakal dandan lama karena pake baju adat. pagi ini, kami berangkat ke Kantor Gubernur Sumbar untuk mengikuti upacara harkitnas. suasana disana ramai sekali, ga cuma anak OSN yang upacara, ada anak SMA, SMP, dan pegawai yang ikut upacara. eits...tunggu dulu, upacara ini dikhususkan untuk merekayang pake baju biru putih, selain itu ga ikut. jadilah aku, Dhea Atika, dan dua orang berbaju adat (Valent dan Noura) duduk di tenda yang ga panas dan ga pegel. Serasa jadi tamu kehormatan. Haha...
Hari ini acara bebas, tiba-tiba terbesit ide brilian yang agak membuat krismon untuk meredakan rasa deg-degan kita. yaitu jalan-jalan keliling kota padang dengan para pendamping OSN DIY 2014. sekitar pukul 12 siang kita kumpul di lobi untuk nunggu mobil charteran dan ngumpulin duit urunan. dan pukul 1 sing kita baru bisa berangkat.
tujuan pertama adalah pantai Carolina. pantai berpasir putih nan indah di pinggiran kota padang. apalagi, saat itu pantai sepi banget, serasa pantai milik kontingen sendiri deh XD.
setelah itu, kita lanjut ke pantai air manis. pantai yang konon ada Malin kundang beserta kapalnya yang membatu. kita disini cuma sebentar karena jam 5 sore harus sudah sampai hotel.
akhirnya, saat yang bikin greget dimulai. saat kami datang, terlihat beberapa orang lagi check sound, dan gladi bersih. dan saat yang paling menyebalkan tiba.
"Mau Pengumuman dulu apa penampilan?" Seru Ka Ret
"PENGUMUMAAAAAAN!" teriak semua peserta.
"yakin ga mau penampilan?"
"penampilan dulu, ya" yaelah, Ka Ret...Ka Ret. semua peserta OSN mungkin rasanya pingin ngeroyok Ka Ret biar cepet diumumin.
Daan saat yang paling ditunggu- tunggu pun tiba. Bumbu dari 7 hari berada di padang. penantian memperebutkan 15 medali perunggu, 10 medali perak, dan 5 medali emas untuk IPS, MAT, Fisika, Biologi, plus best theory dan best experiment untuk Fis dan Bio pun tiba.
pengumuman medali perunggu . urutan sesuai tempat duduk. mulai dari IPS, Fisika, Biologi, Mat. IPS ga ada, Govi mendapat medali perunggu untuk fisika. kita kontingen DIY pun berteriak cemas. masa Govi yang dari Pasiad, peraih medali perak OSN SD, kemarin pas pembinaan juga pintar, dapat medali perunggu? aku pun udah hopeless. dan tiba pengumuman peraih medali perunggu bidang biologi. dag...dig..dug serr... dan teman sebelah, Arum, anak lampung yang sempat mengobrol dengan anak Biologi DIY mendapat medali perunggu. kami pun memberi ucapan selamat. dia pun mnyemangati kita.
" tenang aja... masih ada perak sama perunggu..mungkin itu kalian "
Pengumuman medali perak tiba. karena udah deg-degan sampe perut mules, aku pun nggak mendengarkan, kualihkan perhatianku dengan main game di HP.
"dan urutan kesembilan....Muhammad Nadafa Isnain, Provinsi DIY!"
seketika itu, kami berteriak seperti suporter bola yang tim kesukaannya ngegolin.HP yang kupegang pun mau jatuh. akupun sama sekali nggak nyangka kalau Nadafa bakal dapat medali perak. Maklum, dia belum pernah dapat medali OSN SD dan dia juga bukan anak Pasiad atau SMP yang diperhitungkan.Usahanya pun terselubung. dia ga pernah baca buku pas jalan-jalan atau ngendon di kelas baca-baca buku sebelum pembinaan dimulai. Tapi, tetap aja aku hopeless. masa dengan waktu 3 bulan persiapan, sementara yang lain paling nggak 1 tahun, dan target yang kurang tinggi bisa dapat medali.
pengumuman medali emas. ga ada satupun yang dapat, dan aku cuma bisa termangu-mangu, kecewa sih. tapi ya berusaha realistik aja. masa dengan waktu 3 bulan dimines ulangan, eskul, pembullyan,belajar yang kurang terarah, dan target yang kurang tinggi bisa dapet medali emas. gila aja. awalnya, aku ga mau nangis, tapi gara-gara lihat temanku nangis dan lihat para medalis foto-foto akhirnya aku nangis juga, apalagi setelah berpelukan. Aku sangat terharu.
aku pun kembali ke kamar. dan berpelukan dengan kedua teman sekamarku. disini aku baru merasakan, almost is never enough. selangkah lagi menuju medali. dan manusia itu ga ada puasnya. udah mencapai target masuk nasional masih aja kecewa.
Selasa, 20 Mei 2014. ya, hari ini penganugerahan medali, sebelumnya, aku ga terlalu banyak berharap sih. Maklum, aku berlomba tanpa target yang jelas. jadi belajar semaunya, yang penting bisa buktiin sama orang-orang yang nyepelein aku bahwa aku bisa.
Aku harus bangun pagi sekali *iyalah, disuruh bangunin yang bakal dandan lama karena pake baju adat. pagi ini, kami berangkat ke Kantor Gubernur Sumbar untuk mengikuti upacara harkitnas. suasana disana ramai sekali, ga cuma anak OSN yang upacara, ada anak SMA, SMP, dan pegawai yang ikut upacara. eits...tunggu dulu, upacara ini dikhususkan untuk merekayang pake baju biru putih, selain itu ga ikut. jadilah aku, Dhea Atika, dan dua orang berbaju adat (Valent dan Noura) duduk di tenda yang ga panas dan ga pegel. Serasa jadi tamu kehormatan. Haha...
Hari ini acara bebas, tiba-tiba terbesit ide brilian yang agak membuat krismon untuk meredakan rasa deg-degan kita. yaitu jalan-jalan keliling kota padang dengan para pendamping OSN DIY 2014. sekitar pukul 12 siang kita kumpul di lobi untuk nunggu mobil charteran dan ngumpulin duit urunan. dan pukul 1 sing kita baru bisa berangkat.
tujuan pertama adalah pantai Carolina. pantai berpasir putih nan indah di pinggiran kota padang. apalagi, saat itu pantai sepi banget, serasa pantai milik kontingen sendiri deh XD.
apaan tuh nunjuk-nunjuk |
serasa pantai milik sendiri |
setelah itu, kita lanjut ke pantai air manis. pantai yang konon ada Malin kundang beserta kapalnya yang membatu. kita disini cuma sebentar karena jam 5 sore harus sudah sampai hotel.
ga ada sunsetnya -_- |
foto sama malin kundang |
"Mau Pengumuman dulu apa penampilan?" Seru Ka Ret
"PENGUMUMAAAAAAN!" teriak semua peserta.
"yakin ga mau penampilan?"
"penampilan dulu, ya" yaelah, Ka Ret...Ka Ret. semua peserta OSN mungkin rasanya pingin ngeroyok Ka Ret biar cepet diumumin.
Daan saat yang paling ditunggu- tunggu pun tiba. Bumbu dari 7 hari berada di padang. penantian memperebutkan 15 medali perunggu, 10 medali perak, dan 5 medali emas untuk IPS, MAT, Fisika, Biologi, plus best theory dan best experiment untuk Fis dan Bio pun tiba.
pengumuman medali perunggu . urutan sesuai tempat duduk. mulai dari IPS, Fisika, Biologi, Mat. IPS ga ada, Govi mendapat medali perunggu untuk fisika. kita kontingen DIY pun berteriak cemas. masa Govi yang dari Pasiad, peraih medali perak OSN SD, kemarin pas pembinaan juga pintar, dapat medali perunggu? aku pun udah hopeless. dan tiba pengumuman peraih medali perunggu bidang biologi. dag...dig..dug serr... dan teman sebelah, Arum, anak lampung yang sempat mengobrol dengan anak Biologi DIY mendapat medali perunggu. kami pun memberi ucapan selamat. dia pun mnyemangati kita.
" tenang aja... masih ada perak sama perunggu..mungkin itu kalian "
Pengumuman medali perak tiba. karena udah deg-degan sampe perut mules, aku pun nggak mendengarkan, kualihkan perhatianku dengan main game di HP.
"dan urutan kesembilan....Muhammad Nadafa Isnain, Provinsi DIY!"
seketika itu, kami berteriak seperti suporter bola yang tim kesukaannya ngegolin.HP yang kupegang pun mau jatuh. akupun sama sekali nggak nyangka kalau Nadafa bakal dapat medali perak. Maklum, dia belum pernah dapat medali OSN SD dan dia juga bukan anak Pasiad atau SMP yang diperhitungkan.Usahanya pun terselubung. dia ga pernah baca buku pas jalan-jalan atau ngendon di kelas baca-baca buku sebelum pembinaan dimulai. Tapi, tetap aja aku hopeless. masa dengan waktu 3 bulan persiapan, sementara yang lain paling nggak 1 tahun, dan target yang kurang tinggi bisa dapat medali.
pengumuman medali emas. ga ada satupun yang dapat, dan aku cuma bisa termangu-mangu, kecewa sih. tapi ya berusaha realistik aja. masa dengan waktu 3 bulan dimines ulangan, eskul, pembullyan,belajar yang kurang terarah, dan target yang kurang tinggi bisa dapet medali emas. gila aja. awalnya, aku ga mau nangis, tapi gara-gara lihat temanku nangis dan lihat para medalis foto-foto akhirnya aku nangis juga, apalagi setelah berpelukan. Aku sangat terharu.
aku pun kembali ke kamar. dan berpelukan dengan kedua teman sekamarku. disini aku baru merasakan, almost is never enough. selangkah lagi menuju medali. dan manusia itu ga ada puasnya. udah mencapai target masuk nasional masih aja kecewa.
Komentar
Posting Komentar