DISCLAIMER : BACA SAMPE SELESAI, JANGAN BACA HEADERNYA AJA
Beberapa waktu lalu, saya yang kurang kerjaan ini kebetulan lihat Feeds instragam milik seseorang yang sangat viral berpengaruh di kampus. Kalian tahu sendiri ini siapa. Hat off to u! saya juga salut dengan orang yang mau meluangkan waktunya untuk membantu warga terdampak COVID-19 daripada rebahan di rumah sambil nonton yutub. Seminggu sebelum post ini ditulis, ada update status salah satu teman saya yang kalau kalian tidak tahu dasarnya, dan apa yang terjadi, kalian mengira dia hanya nyiyir.
setelah itu, muncul klarifikasi tentang apa isi disinfection chamber yang didonasikan. Disini, dia klarifikasi kalau isi disinfection chamber itu adalah Chloroxylenol. dan menurut saya, klarifikasi ini masih kurang sumber. Dia berargumen ini aman karena disarankan LIPI untuk antiseptik dan banyak dipakai di tempat-tempat penting. tanpa sumber dari artikel atau publikasi ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan
selain itu, disinfection chamber yang ada sekarang adalah hal yang kurang bermanfaat. Karena, tiap agen anti mikroba punya waktu kontaknya sendiri-sendiri untuk bisa membunuh mikroba. Kalau disinfection chamber? paling lama kita ada di dalamnnya cuma 30 detik. Contohnya, di gambar ini. Air dan sabun butuh kontak paling tidak 40 detik untuk mulai mematikan bakteri. Oleh karena itu, cuci tangan yang baik minimal 40 detik. Kalau kurang? ga ada gunanya. Kita cuma habisin sabun sama air doang. Ambil contoh aja, waktu kontak sodium hypochlorite berapa? 60 menit.
nah, bisa disimpulkan kalau sebenernya disinfection chamber itu sama sekali ga guna. Kecuali kalau udah ada yang menemukan disinfection chamber dengan bahan kimia tidak berbahaya dengan waktu kontak 30 detik. Itu baru ada gunanya.
Referensi :
Kuliah Mikrobiologi
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-hypochlorite#section=Health-Hazards
https://www.ipswichma.gov/DocumentCenter/View/10072/50ppm-Guidelines-on-the-Use-of-Disinfectants
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloroxylenol
http://news.unair.ac.id/en/2020/04/06/more-disinfection-chambers-made-to-prevent-covid-19-here-is-explanation-from-fkm-unair-lecturer/
Beberapa waktu lalu, saya yang kurang kerjaan ini kebetulan lihat Feeds instragam milik seseorang yang sangat viral berpengaruh di kampus. Kalian tahu sendiri ini siapa. Hat off to u! saya juga salut dengan orang yang mau meluangkan waktunya untuk membantu warga terdampak COVID-19 daripada rebahan di rumah sambil nonton yutub. Seminggu sebelum post ini ditulis, ada update status salah satu teman saya yang kalau kalian tidak tahu dasarnya, dan apa yang terjadi, kalian mengira dia hanya nyiyir.
Nyinyir yang berdasar? masih oke kok |
Selain ini, yang lebih bikin saya ingin menangis sebagai anak Biologi yang konsentrasinya ke biomedis, ada juga selebtwit yang jadiin Dettol sebagai purifier udara. Kalau ini sih, ga ngerti lagi mau gimana :(.
Nah, sebelum bahas disinfection chamber, kita harus tau dulu apa itu antiseptik dan disinfektan. Keduanya sama-sama mengandung bahan aktif untuk membunuh mikroba. Perbedaannya, disinfektan digunakan untuk membunuh mikroba pada permukaan benda mati seperti keyboard, saklar, handle pintu. sedangkan antiseptik, digunakan untuk membunuh mikroba pada tubuh makhluk hidup. Di antiseptik, bahan aktif yang ada lebih sedikit daripada desinfektan agar tidak memicu iritasi. selain itu, antiseptik sudah diujicobakan ke makhluk hidup sehingga keamanannya terjamin. Hand sanitizer, sabun L*feb**y, dll itu termasuk antiseptik.
selanjutnya, setelah tau bedanya antiseptik dan disinfektan, kita akan paham apa itu disinfection chamber. Alat ini bekerja dengan menyemprotkan cairan desinfektan ke benda yang ada dalam ruang. Biasanya, disinfection chamber ini berisi sodium hipoklorit yang ada di B*yclin atau Chloroxylenol, yang dibuat antiseptik Dettol. Nah, kalau gini, disinfection chamber yang isinya antiseptik aman dong!Tidak seaman itu Bambank!Pahami sifat bahan itu dan cara pakainya.Jadi, sebelum bikin disinfection chamber plis baca PubChem dulu ;)
- Chloroxylenol yang ada di Dettol memang antiseptik yang efektif buat membunuh bakteri gram positif. Tapi, chloroxylenol ini bikin alergi mata dan pernafasan. Terkadang kulit kalau penggunaannya tidak pakai ukuran. Oleh karena itu, kita pakai saja di permukaan kulit. Jangan sampai kehirup atau kemakan. Berdasarkan studi yang dilakukan pada kelinci, kelinci yang terpapar chloroxylenol di mata ,mengalami iritasi mata selama 14 hari. Bayangin aja, kalau setiap hari kena disinfection chamber yang isinya chloroxylenol. Bisa-bisa rusak mata kita :".
- Sodium hypochlorite biasanya ada di pemutih pakaian dan digunakan untuk disinfektan. Sebenernya, dulu pernah dipakai juga untuk antiseptik luka operasi. Tapi, tidak bagus untuk dipakai karena menunda pembekuan darah. Alhasil, lukanya malah nggak sembuh-sembuh. Yang penting lagi, ini yang perlu kita tau. Menghirup sodium hipochlorite terus-menerus bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan parah dan edema paru-paru.
BRUH, mau paru-paru rusak gara-gara keluar masuk disinfection chamber tiap hari?
selain itu, disinfection chamber yang ada sekarang adalah hal yang kurang bermanfaat. Karena, tiap agen anti mikroba punya waktu kontaknya sendiri-sendiri untuk bisa membunuh mikroba. Kalau disinfection chamber? paling lama kita ada di dalamnnya cuma 30 detik. Contohnya, di gambar ini. Air dan sabun butuh kontak paling tidak 40 detik untuk mulai mematikan bakteri. Oleh karena itu, cuci tangan yang baik minimal 40 detik. Kalau kurang? ga ada gunanya. Kita cuma habisin sabun sama air doang. Ambil contoh aja, waktu kontak sodium hypochlorite berapa? 60 menit.
Referensi :
Kuliah Mikrobiologi
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-hypochlorite#section=Health-Hazards
https://www.ipswichma.gov/DocumentCenter/View/10072/50ppm-Guidelines-on-the-Use-of-Disinfectants
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloroxylenol
http://news.unair.ac.id/en/2020/04/06/more-disinfection-chambers-made-to-prevent-covid-19-here-is-explanation-from-fkm-unair-lecturer/
Komentar
Posting Komentar